Monday, January 11, 2021

LIVE IG THE SERIES 8 - ALZHEIMER


Kelompok terakhir dari live IG the series ini merupakan kelompok 8 yang membahas mengenai alzheimer. Jika pada blog sebelumnya kita membahas mengenai demensia, maka kali ini kita akan membahas suatu gangguan yang agaknya tidak jauh dari demensia.

Kelompok 8 membahas bersama dengan ibu Emiliana Luh Damayanthi, S. Kep, Ners. M.Psi. salah seorang dosen fakultas psikologi Untag Surabaya. Pemantik daripada pembahasan kali ini berupa sebuah film yang berjudul "Still Alice" yang menceritakan tentang seorang ibu dengan 3 orang anak yang memiliki penyakit alzheimer.

Alzeimer sendiri merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya ingat, kemampuan berbicara, dan sebagainya. Kepikunan merupakan salah satu tanda jika kita mengalami alzheimer. Dinamika emosi individu dengan alzheimer menjadi mudah tersinggung, gampang curiga, dan menyalahkan orang yang ada disekitarnya. Akan tetapi, sebenarnya  mereka takut merasa sendirian. Sehingga jika ada orang sekitar yang dapat menerima dirinya maka individu dengan alzheimer ini tidak akan berpura – pura.

LIVE IG THE SERIE 7 - DEMENSIA VASKULAR

 

Kelompok 7 membahas mengenai Demensia Vaskular bersama seorang dosen psikologi UNTAG yang masih muda bernama ibu Allifia Ananta, M.Psi., Psikolog.

Demensia atau orang awam mengatakan kepikunan biasa dialami oleh para lansia oleh sebab penurunan fungsi otak. Penurunan atau kemunduran ini berupa kemunduran intelektual hingga penurunan fungsi sosial serta terganggunya kegiatan sehari-hari. Demensia sendiri terjadi secara bertahap dan pelan sekali sehingga sulit menentukan kapan dimulainya demensia terjadi.

Demensia biasa menyerang mereka yang berusia diatas 65 tahun yang mana semakin banyak usia mereka maka resiko individu terkena demensia akan meningkat.

Penyebab seseorang dapat terkena demensia ada banyak mulai dari penyakit alzheimer, demensia frontal temporal, demensia frontal subkortikal, dan demensia vaskular. 




LIVE IG THE SERIES 6 - KEPRIBADIAN GANDA


Blog kali ini kelompok 6 melakukan bedah film "Everyone is there", sebuah film Korea yang menceritakan sebuah gangguan jiwa Dissosiative Identity Disorder atau dalam bahasa gampangnya disebut dengan kepribadian ganda. Ditemani oleh Drs Herlan Pratikno, M.Si., Psikolog pembahasan mengenai apa itu kepribadian ganda dikupas tuntas.

Orang dengan kepribadian ganda/ majemuk dapat memerankan berbagai peran/ ego alter. Bahkan pernah tercatat ada seorang individu yang memiliki 21 kepribadian sekaligus. Pak Herlan lebih menjelaskan berdasarkan pendekatan psikoanalisa.

 Peristiwa-peristiwa tidak menyenangkan dimasa lalu menjadi salah satu faktor pemicu munculnya kepribadian ganda. Hal ini dikarenakan demi menyesuaikan diri dengan tekanan disekitarnya, individu membuat kepribadian-kepribadian lain yang bahkan ia sendiri tidak sadari. Kepribadian-kepribadian atau alter ego ini merupakan salah satu bentuk pertahanan diri individu.

Pada film tidak disebutkan kejadian apa yang membuat pemeran utama mengalami shock, namun dijelaskan bahwa diperparah dengan adanya perceraian kedua orangtuanya. Nah perceraian ini mengakibatkan fiksasi. Fiksasi merupakan suatu peristiwa-peristiwa yang mengendap yang ia ingat dan menimbulkan pesan kuat dan berakibat terhambatnya individu mengekspresikan. Mungkin ia ingin protes, marah, benci namun tidak dapat diekspresikan dengan kuat.

Ketika kejadian tersebut terfiksasi maka kejadian itu direpres masuk kedalam alam bawah sadar. Ini nantinya berupa kenangan/ energi yang sewaktu-waktu dapat muncul kembali bilamana ada peristiwa-peristiwa serupa atau bahkan sama. Sehingga dapat disimpulkan trauma dapat menimbulkan fiksasi.

LIVE IG THE SERIES 5 - DILEMA ADIKSI GANJA

 


Blog kali ini mungkin menjadi salah satu blog yang paling menarik menurut saya. Bukan karena apa-apa namun kelompok yang membahas mengenai topik kali ini adalah kelompok saya sendiri ehehehhe.

Topik yang dibahas oleh kelompok saya ialah mengenai dilema adiksi ganja.

Ditemani oleh seorang dosen UNAIR yang bernama ibu Tiara Diah Sosialita, M.Psi, Psikolog kelompok kami membahas mengenai apa itu makhluk bernama ganja.

Sebelum kami membahas lebih lanjut, berikut adalah sinopsis dari kasus yang kami angkat.

DS merupakan salah satu aktor papan di Indonesia. Beliau lahir di Surabaya tahun 1980. Nama DS mulai banyak dikenal publik mulai dari tahun 2006 ketika ia memainkan peran dalam layar lebar. DS saat ini telah menikah dengan salah satu personal grup vocal tahun 90’an berinisial WM pada tahun 2007 silam . Pencapaian karir DS bisa dikatakan sangat baik karena namanya melaju dalam masyarakat dengan cepat dan mendapatkan prestasi dalam dunia perfilman.

Namun sayang karirnya sedang terganggu. DS ditangkap polisi karena tersandung kasus narkoba jenis ganja dalam kediamannya di daerah Cilandak, Jakarta Selatan pada bulan  Mei tahun 2020. Barang bukti yang disita yakni dari ganja seberat 16 gram yang disembunyikan dalam guci yang diletakkan di atas lemari. DS mengaku menggunakan narkoba jenis ganja hanya karena untuk mengisi waktu luang di tengah pandemi corona dan kesulitannya dalam tidur. Aktor berusia 40 tahun itu diketahui mendapatkan barang haram ganja setelah bertransaksi dengan pengedar narkoba berinisial C yang masih buron.

Oleh karena kepemilikannya atas barang terlarang tersebut DS harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia terjerat dalam pasal 111 ayat 1 atau Pasal 127 ayat 1. Undang-Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009 dengan ancaman paling singkat lima tahun pidana penjara. DS dikabarkan menggunakan narkoba sejak ia lulus dari SMA, hal itu disampaikan oleh Kasat Narkoba Polres Jakarta Selatan, Kompol Vivick Tjangkung. Ia juga mengakui bahwa setengah hidupnya sudah terjerumus menggunakan narkotika jenis ganja .Namun kata Vivick meskipun DS sudah lama menggunakan narkoba, ia tidak terlibat dengan jaringan pengedar narkoba .Istrinya bahkan tidak mengetahui bahwa suaminya memakai narkoba jenis ganja apalagi sampai ketergantungan.

DS mengajukkan permohonan rehabilitasi usai diamankan oleh polisi terkait kasus dugaan penyalahgunaan narkoba lewat kuasa hukumnya dan telah disetujui oleh pihak yang berwenang. DS menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta Timur sejak bulan Juni 2020 dan telah berakhir bulan November silam. Istri DS menyatakan ketika seminggu pertama DS direhabilitasi kondisi fisiknya baik-baik saja namun mentalnya down. Kendati demikian, DS mengaku sudah menerima keadaan dan meminta agar keluarganya kembali menjalani kehidupan normal seperti biasa.

Setelah kita membaca sinopsis diatas, mungkin teman-teman pembaca bertanya-tanya apa itu ganja. Ganja masuk ke dalam golongan narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) merupakan zat-zat baik alami dan buatan yang mempengaruhi fungsi otak.Narkoba terbagi menjadi 3 golongan dimana golongan 1 adalah yang paling berbahaya. Ganja termasuk ke dalam golongan 1 ini. Golongan 2 biasa digunakan untuk medis, dan golongan 3 adalah yang resikonya paling rendah untuk menimbulkan kecanduan. Ganja sendiri menjadi berbahaya karena dapat mempengaruhi fungsi berpikir, emosi, memori, serta perilaku kita apalagi bisa menimbulkan kecanduan. Kandungan dalam ganja yang menimbulkan ketagihan bernama cannabinoid.  

Efek dari konsumsi ganja ialah mampu menenangkan sehingga sering kali ganja disalahgunakan seperti yang dilakukan oleh DS. Dalam sejarahnya pun ganja dahulu pernah digunakan sebagai obat tidur sebelum akhirnya dilarang. Testimoni dari para pengguna ganja pun mengatakan bahwa ketika mereka susah tidur, putus cinta, dan terkena masalah appaun jika mereka mengkonsumsi ganja maka ganja tersebut akan menenagkan pikiran mereka hingga menurunkan bahkan menghilangkan ketegangan yang dirasakan.  

LIVE IG THE SERIES 4 - PERGAULAN SEKS BEBAS REMAJA

 

Uploading: 474883 of 474883 bytes uploaded.

Masa remaja adalah masa paling indah, begitu kata orang-orang terdahulu. Namun apa jadinya jika masa yang indah penuh harapan tersebut hancur oleh sebab kesalahan yang diperbuat para remaja? Keresahan kelompok 4 akhirnya terjawab dengan melakukan bedah film “Dua garis biru”, sebuah film yang menceritakan sepasang kekasih yang masih bersekolah melakukan hubungan seks bebas dan hamil diluar nikah. Didampingi oleh seorang dosen psikologi UNTAG Dr. IGAA Noviekayati M.Si., Psikolog kelompok 4 pun mendiskusikannya dengan sangat apik mengenai bagaimana dampak seks bebas pada remaja.

Dimasa ini pengawasan orangtua menjadi penting. Sangat penting bagi orangtua untuk tidak membiarkan anaknya meskipun sudah mulai beranjak besar dengan cara mengajak makan bareng, mengecek kegiatannya, dan sebagainya. Apakah boleh berpacaran di masa remaja? Tentu boleh namun harus mengerti batasan diri. Jadikan berpacaran menjadi suatu kegiatan positif.

Namun jika anak sudah hamil, apa yang harus dilakukan?

Pertama harus kita pahami dulu seperti apa kondisi psikis sang remaja. Pada kondisi ini mereka sedang rapuh-rapuhnya sehingga dukungan keluarga menjadi sangat penting. Yang harus diperhatikan ialah semakin banyak dukungan yang didapatkan si anak maka semakin baik pula kondisi psikisnya. Dukungan kedua belah keluarga sangat dibutuhkan.

Meskipun begitu, perbuatan ini memang bukanlah perbuatan yang pantas dilakukan oleh anak seusia mereka. Namanya saja sudah hubungan suami istri, tentu saja harus dilakukan oleh mereka yang sudah menjadi suami istri. Sehingga cara menjaga supaya anak tidak melakukan perbuatan seperti itu tidak hanya dijaga saja ketika remaja. Hubungan dengan orangtua dan anggota keluarga lain menjadi penting sejak dini. Moral anak harus dididik mengenai apa yang baik dan yang tidak.

Ketika dua orang kekasih saling mencintai tentu ingin berdekatan. Dan perbuatan seperti itu memang alamiah. Namun hal itu menjadi salah oleh karena kita berada di negara timur dimana adat kita tidak memperbolehkan kegiatan seks. Kegiatan berciuman dan berpelukan boleh namun tetap harus ada batasannya.

Memasuki masa SMA sebenarnya  remaja sudah dapat menjaga dirinya sendiri. Oleh sebab itu sebelum anak memasuki masa-masa SMA, orangtua baiknya harus sudah mempersiapkan anak-anaknya dengan baik. Anak harus diajarkan setiap perbuatan mereka akan ada konsekuensinya. Baik perbuatan positif maupun negatif memiliki resikonya sendiri-sendiri. Hingga anak ketika sudah dapat berpikir dengan bijaksana maka mereka dapat memilah-milah perbuatan-perbuatan yang baik.

Salah satu resiko yang saya bicarakan diatas ialah masalah kesanggupan si anak dalam menjalani konsekuensi atas perbuatannya. Tidak hanya masalah psikis namun juga fisik. Seorang gadis walaupun sudah dapat hamil tetapi tubuhnya belum siap untuk melahirkan. Setidaknya ketika ia sudah diatas umur 20 tahun barulah organ-organ reproduksinya sudah siap untuk dibuahi dan melahirkan. Ketidaksiapan rahim si anak dapat menimbulkan kelainan dan dapat membahayakan nyawanya. 

Saran dari narasumber adalah berpacaran itu boleh namun jangan karena "atas nama cinta" menjadi meminta "bukti cinta" dengan perbuatan seksual.

Sunday, January 10, 2021

LIVE IG THE SERIES 3 - ANOREXIA NERVOSA, KETIKA PENAMPILAN MENGALAHKAN KESEHATAN


Sebuah film berjudul “To the Bone” menjadi sebuah topik pembahasan yang diangkat oleh kelompok 3. Film ini menceritakan seorang gadis yang mengalami gangguan anorexia nervosa, sebuah gangguan dimana individu menginginkan bentuk tubuh yang tidak realistis yaitu amat SANGAT kurus. Biasanya yang memiliki gangguan adalah seorang remaja putri. Mereka sangat memperhatikan bentuk tubuh mereka hingga tidak memperhatikan kesehatan diri sendiri.

Anorexia nervosa masuk kedalam kategori gangguan makan yang artinya kebiasaan makan yang tidak teratur yang dikarenakan ketakutan akan berat dan bentuk badannya sendiri.

Ada beberapa ciri mereka-mereka yang mengalami gangguan ini yaitu membatasi jumlah makanan dan menganggap diri mereka kelebihan berat badan dari makanan yang mereka makan sehingga mereka berusaha mengurangi jumlah makanan dengan harapan akan mengurangi berat badan mereka.

Oleh sebab itu pada film digambarkan individu yang memiliki gangguan ini mengurangi porsi makanannya menjadi kecil kecil dan makanan tersebut hanya dikunyah kemudian dibuang di tissue. Dampak dari perilaku tersebut adalah penurunan berat badan secara extreme dan sangat mengganggu kesehatan yang bersangkutan.

Faktor orang bisa mengalami gangguan anorexia nervosa cukup beragam. Bisa dikarenakan permasalahan keluarga, faktor genetik, ada persepsi yang salah mengenai body image, pengalaman yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan bentuk badan seperti body shaming, faktor lingkungan dan sebagainya.

Banyak hal yang dapat diambil pada film tersebut sebagai contoh pada saat karakter utama dari film tersebut bertemu dengan dokternya, hal pertama yang ditanyakan ialah kapan terakhir kali menstruasi. Pertanyaan itu adalah pertanyaan cukup menohok. Karakter utama tidak bisa menjawab dan si dokter berkata sepertinya sudah lama sekali ya. Artinya disini anorexia nervosa pada perempuan mempengaruhi siklus menstruasi mereka  dan itu yang membuat menjadi permasalahan fungsi reproduksi.

Dampak secara fisik yaitu postur tubuh yang tulang-tulangnya menojol, mudah kedinginan, warna kulit pucat, jari-jarinya membiru, banyak rambut halus, tipis, dan rontok.

Sedangkan dampak psikologis dari gangguan ini ialah mereka memiliki persepsi kecantikan yang salah dimana pada film juga digambarkan dengan sangat apik. Ada majalah-majalah kecantikan yang membuat individu dengan gangguan ini ketika memakan satu batang cokelat saja rasanya sangat horror sekali. Ada keinginan-keinginan untuk memuntahkan kembali makanan mereka, menggunakan obat pencahar, dan olahraga yang berlebihan.

Dinamika emosi pada individu dengan gangguan ini adalah menjadi mudah marah, kurang memiliki kepercayaan diri karena pada pikiran mereka adalah “aku gemuk” ketika orang-orang lain sibuk berinteraksi sosial, orang dengan gangguan ini lebih sibuk memperhatikan penampilannya sehingga dalam relasi pun bermasalah. Ketika orang makan, ia hanya melihat saja atau ketika makan pun tidak mengkonsumsi dengan benar. Ia tidak mau membahas mengenai makanan. Ia harus tahu berapa jumlah kalori yang ia makan.

Cantik itu seperti apa sih? Kita harus memiliki pandangan bahwa cantik haruslah sehat.

Penanganan untuk gangguan ini jika pada film menggunakan Family Therapy. Namun menurut narasumber, pada penanganan individu dapat menggunakan CBT (Cognitive Behavioural Therapy).

Alasan mengapa kebanyakan perempuan remaja yang mengalami gangguan anorexia nervosa adalah pubertas. Masa pubertas lah yang mengakibatkan perubahan pada fisik seseorang sehingga organ-organ seks primer dan sekundernya pun berkembang hingga matang. Perbedaan antara pria dan wanita adalah pada saat pubertas, perkembangan pria lebih cenderung positive. Pria lebih bahagia dengan perubahan yang mereka alami dibandingkan dengan wanita. Pria merasa lebih maskulin akan tetapi wanita malah menjadi berpikir mengapa ketika makan sedikit mereka menjadi cepat membesar. Sehingga perubahan ini membuat wanita menjadi tidak puas. Belum lagi ditambah dengan persepsi mengenai kecantikan yang membuat mereka lebih aware dengan dirinya sendiri terlebih jika orientasi mereka adalah penilaian dari orang lain.


LIVE IG THE SERIES 2 - TANTANGAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA ANAK AUTIS



Kelas Psikologi Klinis Kelompok 2 pada live instagram mereka mengangkat sebuah kasus yang sedang terjadi akhir akhir ini. Sejak awal 2020 virus Corona sudah merebak di seluruh penjuru dunia dan mempengaruhi segala sektor, tidak terkecuali sektor pendidikan.  Narasumber yang dibawakan oleh kelompok 2 merupakan seorang tenaga pengajar di Sekolah Luar Biasa di Surabaya. Beliau bernama bapak Rohman, S.Pd.

Bersekolah merupakan hak semua anak tidak terkecuali pada anak-anak autis. Namun semenjak adanya pandemi corona, tantangan untuk mengajar anak-anak autis menjadi meningkat. Sebut saja tantangannya ketika pembelajaran offline, anak autis sulit sekali untuk disuruh memegang pensil. Ketika pengajar sedikit melepaskan perhatiannya dari anak tersebut, si anak yang tadinya duduk di kursi tiba-tiba saja ia sudah tidak berada di kursinya.

Jadi bisa dibayangkan pada anak autis ketika virus Corona menyebar dan sekolah-sekolah akhirnya menerapkan pembelajaran jarak jauh, anak-anak ini sulit sekali untuk bisa berada di depan layar komputer dalam waktu yang lama. Alhasil guru-guru membutuhkan bantuan para orangtua untuk menyampaikan pelajaran. Orangtua menjadi peran vital dalam pembelajaran daring. Sayangnya orangtua juga disibukkan oleh pekerjaan mereka sehingga waktu yang bisa diberikan untuk penyampaian pelajaran juga terbatas. Anak-anak autis memiliki kesulitan untuk bisa beradaptasi pada kondisi baru dimana ia harus belajar di rumah. Selama ini yang mereka tahu jika belajar ya di sekolah, bukan di rumah.

Anak autis memiliki kendala untuk berkonsentrasi pada pembelajaran, mengikuti instruksi yang diberikan guru sehingga guru harus memberikan instruksi berulang-ulang agar anak benar-benar mengerti.

Ada perbedaan mata pelajaran antara pada saat offline dan online. Yang awalnya ada pelajaran akademik, bina diri, dan sosialisasi menjadi berubah. Pembelajaran sosialisasi menjadi kurang atau bahkan tidak ada karena anak-anak tidak dapat bertemu dengan kawan-kawannya secara langsung.

Pola pengajaran anak-anak autis rupanya tidak dapat disamakan satu sama lainnya meskipun mereka berada pada rentang usia yang sama. Tingkat keparahan autism tiap anak mempengaruhi pelajaran apa yang mereka terima. Anak autis adalah anak-anak yang mengalami keterlambatan pada perkembangan otaknya sehingga fungsi kognitif mereka pun terhambat. Oleh karenanya jika ada anak autis dengan tingkat keparahan yang cukup tinggi maka pembelajaran yang dapat diberikan adalah seperti pengenalan warna, pengenalan bentuk, penghitungan 1-10, dan sebagainya.

Seperti yang telah saya sebutkan bahwa peran orangtua merupakan kunci keberhasilan pendidikan anak autis. Oleh sebab itu waktu yang pendamping (orang tua dapat digantikan oleh orang lain seperti kakak, adik, atau kerabat lainnya) dapat berikan sangat penting. Pendidik haruslah menghubungi pendamping agar dapat menyesuaikan waktu mereka.

LIVE IG THE SERIES 1 - PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK???


Di penghujung semester 3, kelas saya diberi kesempatan untuk melaksanakan sebuah project dimana kami dibagi menjadi 8 kelompok dan tiap kelompok diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan sebuah Live Instagram mengenai psikopatologis yang terjadi pada fase anak, remaja, dewasa, dan lansia.

Di blog kali ini saya akan memberikan rangkuman dari live instagram yang dilakukan oleh kelompok 1. Kelompok ini memberikan suatu diskusi mengenai gangguan psikopatologis yang terjadi pada fase anak. Film “Silenced” yang rilis pada tahun 2011 menjadi pilihan kelompok ini untuk menjadi pemantik pembahasan. Narasumber yang dibawakan pun tidak main-main. Seorang dosen fakultas psikologi UNTAG Surabaya yang bernama ibu Rahma Kusumandari, S.Psi., M.Psi., Psikolog menjadi pembicara untuk mengulas apa saja yang ada didalam film tersebut dan bagaimana hal ini dapat terjadi pula pada kehidupan nyata, terkhususnya dialami oleh anak-anak. Sebagai catatan pula, film ini didasarkan pada kisah nyata.

Film ini menceritakan anak-anak sekolah dasar yang diperkosa oleh kepala sekolah, kepala admin, dan salah satu guru laki-laki. Anak-anak ini bukanlah anak-anak biasa, mereka adalah anak-anak yang bersekolah di sekolah yang khusus untuk anak-anak tunarungu. Guru baru dan beberapa orang yang terlibat hendak menghentikan kejadian yang menimpa anak-anak tersebut namun mereka terkendala akan banyak hal.

Masuk ke pembahasan utama kita.

Dalam pengertiannya, psikopatologis anak secara gamblang adalah gangguan-gangguan psikologis pada anak.

Pemerkosaan pada orang dewasa saja kita bisa merasa ngeri, apalagi jika hal ini terjadi pada anak-anak. Gangguan-gangguan yang muncul pada anak-anak korban pemerkosaan adalah sebagai berikut. Mereka akan menarik diri dari lingkungannya, lebih pendiam, hilangnya keceriaan, sulit percaya pada orang lain dan sebagainya.

Coba kita bayangkan saja, anak-anak adalah individu yang belum sempurna perkembangan alat seksualnya. Apabila dipaksakan maka hal tersebut akan sangat menyakitkan bagi anak tersebut. Terlebih lagi jika anak tersebut adalah seorang anak laki-laki. Banyak predator-predator/ pedofil yang juga mengincar anak laki-laki dan mereka akan memasukkan (maaf) alat kelamin mereka ke tempat yang tidak seharusnya. Tentu saja hal tersebut akan membuat lecet-lecet dan luka pada si anak.

Suatu perdebatan sering terjadi, apakah si anak tersebut jika dibiasakan maka lama-kelamaan akan menimbulkan kenikmatan pada si anak tersebut? Kita harus sepakati dulu bersama. Sesuatu yang dipaksakan maka tidak akan enak. Tidak ada satu orangpun yang suka dipaksa. Ketika si anak tumbuh besar menjadi pelaku bukan berarti karena ia merasa enak namun ia belajar bagaimana melukai orang lain dengan cara tersebut. Apalagi jika kita kembali lagi pada film tersebut ada adegan dimana sang anak dipukuli ketika ia mengalami pelecehan tersebut. Dia tidak mengerti mengapa hal itu terjadi yang akhirnya membuat harga diri si anak jatuh. Anak tersebut menjadi anak yang pendiam.

Anak yang berkebutuhan khusus lebih rentan terhadap pelecehan dibanding dengan anak normal. Ini yang seharusnya diperhatikan oleh para orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus.

Kenapa pelecehan seksual bisa terjadi?

Menurut ibu Rahma, pelecehan dapat terjadi oleh sebab tiga faktor yaitu dari pelaku, korban, maupun orang tua korban.

Pelaku dapat melancarkan aksinya oleh sebab ada kesempatan yang muncul. Sebuah kejahatan terjadi tidak hanya karena ada niat tetapi juga karena ada kesempatan. Jika teman-teman pembaca blog ini ada yang bekerja di bidang pendidikan dan berurusan dengan anak kecil, usahakanlah pada setiap kegiatan anak-anak hendaknya dilakukan di tempat yang terbuka dan hindari tempat tempat yang agak pojok, terisolir, dan gelap.

Faktor kedua yaitu korban. Mengapa korban dapat menerima pelecehan? Biasanya dikarenakan para korban sebelumnya tidak teredukasi dengan baik mengenai mana saja bagian-bagian tubuh mereka yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Ada baiknya pendidikan seks sedini mungkin dilakukan.

Dan yang terakhir adalah faktor orangtua. Kurangnya pengawasan yang dilakukan pada anak oleh orangtua menjadikan anak menjadi sasaran empuk. Bisa dibayangkan mau sebaik apapun edukasi yang diberikan pada anak, ada hal-hal yang menjadi diluar control anak. Kekuatan sang anak untuk menolak terbatas, disinilah peran orangtua dalam menjaga anak-anak mereka. Orangtua hendaknya membiasakan dan melindungi anak-anak mereka dengan berpakaian yang lengkap. Jangan biarkan anak kita hanya memakai celana dalam dan kaos kutang boleh untuk berkeliaran. Di dalam rumah saja biasakan untuk berpakaian yang rapi. Kalaupun ada yang berusaha memegang-megang, ajarkan anak untuk berteriak.

Cara pengajaran anak disabilitas memang agak berbeda dengan anak normal. Perbedaannya ada di bagaimana menyampaikannya. Kita harus lebih konkrit lagi dalam pengajaran dengan anak-anak disabilitas.

Apabila ada korban pelecehan seksual, dimohon untuk tidak mengulik kembali kejadian-kejadian lampau. Jangan biarkan mereka mengingat-ingat kembali kejadian mengerikan tersebut.

LIVE IG THE SERIES 8 - ALZHEIMER

Kelompok terakhir dari live IG the series ini merupakan kelompok 8 yang membahas mengenai alzheimer. Jika pada blog sebelumnya kita membahas...