Setelah kita mengetahui apa itu normalitas dan abnormalitas, mari kita mempelajari lebih lanjut mengenai abnormalitas jika dilihat dari perspektif-perspektif aliran-aliran psikologi.
Jika teman-teman belum membaca postingan saya mengenai seperti apa normalitas dan abnormalitas, saya sarankan teman-teman membaca terlebih dahulu di normal abnormal agar bisa lebih memahami apa yang akan kita bahas di bawah.
Di kesempatan kali ini saya akan membagi pembahasan menjadi 4 perpektif; yaitu perspektif psikoanalisa, humanistik, behaviorism, dan kognitif.
Pendekatan Psikoanalisa
Dalam beberapa teori-teori psikoanalisa yang ada, saya ingin membawakan salah satu teori psikoanalisa yang paling terkenal yaitu teori psikoanalisa oleh Freud dan Erik Erickson.
Freud memiliki beberapa penjelasan dalam teorinya seperti bagaimana struktur jiwa manusia itu. Dalam jiwa manusia digambarkan seperti gunung es dimana id yang merupakan sumber segala energi psikis dan perilaku primitif manusia berada di ketidaksadaran. Kemudian ada superego yang berada pada prasadar yang merupakan kumpulan moral moral yang dianut individu tersebut. Terakhir ada ego yang berada pada kesadaran yang menentukan bagaimana memuaskan keinginan id dengan memperhatikan pula superego agar meminimalisir resiko. Jika id atau superego tidak seimbang atau besar sebelah maka hal ini akan mempengaruhi perilaku normal individu.
Selain itu Freud menjabarkan apa saja mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh ego seperti represi, denial, proyeksi, dan lain lain. Mekanisme pertahanan ego ini memang digunakan untuk meredakan kecemasan namun jika digunakan terus menerus maka dapat menyebabkan perilaku abnormal individu.
Freud menetapkan beberapa tahapan psikoseksual yang dilalui oleh seluruh manusia. Tahapannya antara lain fase oral, anal, phalik, laten, dan genital. Jikalau pada tahapan-tahapan ini terganggu pemenuhannya maka dapat mengganggu pada di masa mendatang. Sebagai contoh seseorang yang sudah berusia 25 tahun namun ia suka berkata kasar, merokok, dan meminum minuman keras maka berdasarkan tahapan psikoanalisa Freud, individu tersebut memiliki gangguan pada tahapan oralnya atau tidak terpenuhi pada fase itu.
Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik memiliki konsep bagaimana memanusiakan manusia. Menurut Maslow manusia mengalami abnormalitas akibat dari ketidakterpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya. Padahal manusia menurut pandangan humanistik pada dasarnya adalah baik dan apabila kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi maka manusia akan berusaha untuk mencapai aktualisasi diri.
Jika manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan di tingkat bawah maka ia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan di tingkat selanjutnya. Manusia akan melakukan tindakan-tindakan abnormal karena kebutuhannya tidak terpenuhi sebagai contoh seorang anak mencuri makanan sebab kebutuhan fisiologisnya tidak terpenuhi.
Berangkat juga dari teori seorang tokoh bernama Carl Rogers yang memiliki konsep real self vs ideal self. Mengapa manusia bisa berperilaku abnormal? Rupanya hal ini disebabkan oleh kesenjangan antara real self dan ideal self seorang individu. Real self adalah bagaimana keadaan diri individu yang sebenarnya, bagaimana ia memandang dirinya sendiri. Sedangkan Ideal self adalah bagaimana individu menginginkan diri yang ideal pada dirinya. Sebagai contoh individu adalah pribadi yang minder, tertutup, dan sulit bergaul. Ia memiliki ideal self memiliki pacar super model. Adanya kesenjangan ini mengakibatkan individu dapat melakukan hal-hal diluar norma-norma masyarakat seperti melakukan stalking dan terror terhadap target incarannya.
Pendekatan Behavioristik
Pendekatan ini menjelaskan bahwa manusia terlahir seperti kertas kosong yang dapat ditulis oleh lingkungannya. Dijelaskan pula bahwa manusia memiliki kecenderungan mengulang perbuatannya apabila hal tersebut dirasa menyenangkan, mengenakkan, dan menguntungkan bagi dirinya. Skinner memiliki sebuah pandangan yaitu perilaku manusia akan berulang dikarenakan adanya penguatan dari lingkungannya. Mengapa manusia mencuri? Bisa saja karena lingkungannya mendukung dia mencuri, dia terlahir dan besar di kampung copet misalnya, atau ada desakan orangtuanya untuk mencuri.
Saya juga akan mengambil sebuah contoh kasus mengapa PTSD dapat terjadi menurut pendekatan ini. Seorang remaja sedang berjalan di samping jalan raya dan saat itu ada sebuah truk besar lewat disampingnya. Seketika itu pula ia merasakan getaran yang disebabkan oleh truk tadi. Remaja itu pun langsung meringkuk ketakutan sambil menangis. Mengapa hal itu terjadi? Ternyata ia merupakan survivor yang selamat dari bencana tsunami. Kala itu gempa yang hebat terjadi dan tsunami meluluh lantakkan kota kelahirannya. Ia ketakutan oleh sebab gempa mengingatkannya dengan tsunami kala itu sehingga ia pun ketakutan.
Pendekatan Kognitif
Kognitif merupakan proses berpikir manusia. Dalam proses berpikir manusia ada berbagai macam hal yang dapat kita bahas mulai dari emosi, motivasi, memori, dan lain sebagainya. Memori mempengaruhi bagaimana individu dapat mempersepsikan sesuatu. Pemaknaan dalam diri seseorang terhadap suatu stimulus sangat dipengaruhi oleh ingatan-ingatan pengalaman yang telah dilalui individu.
Saya ambil contoh dari satu scene sebuah film lokal berjudul "27 Steps of May" yang rilis pada tahun 2019. Spoilers alert bagi yang belum menontonnya. Kalau belum nonton, segera nonton ya. Recommended kok!
Garis dibawah ini sebagai pembatas untuk teman-teman yang tidak ingin membaca spoiler dari film ini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Salah satu adegan yang terpampang di film ini adalah ketika May ditarik keluar oleh ayahnya ketika sedang kebakaran dibelakang rumahnya. May yang seharusnya keluar rumah malah kembali masuk ke dalam kamarnya. Mengapa demikian? Ternyata May mengalami distorsi kognitif yaitu kesalahan logika dalam berpikir, serta kecenderungan berpikir yang berlebihan serta tidak rasional. May menganggap keluar dari rumah adalah suatu hal yang berbahaya, ia tidak lagi ingin keluar karena hal tersebut mengingatkannya akan pemerkosaan yang ia alami 8 tahun silam.
Mungkin sekian saja pembahasan saya kali ini mengenai 4 pendekatan psikologi terhadap abnormalitas. Tinggalkan komentar kalian pada kolom dibawah ya...
Daftar Pustaka :
1. Halgin, Richard P. dan Whitbourne, Susan Krauss. 2010. Abnormal Psychology: Clinical Perspectives on Psychological Disorders 6th Edition. New York: McGraw-Hill
2. Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius
No comments:
Post a Comment