Halo teman-teman, selamat datang pada pembahasan pertama di
blog ini. Kali ini kita akan sama-sama belajar mengenai sebuah tema yaitu konsep
dasar adjustment. Nah kira-kira apakah teman-teman tahu apa yang dimaksud
dengan adjustment ini?
Dalam hidup ini keadaan kita sangat jarang sekali berjalan sesuai dengan keinginan kita. Ada naik turun, pasang surutnya kehidupan. Kondisi naik turunnya kehidupan ini mengharuskan kita untuk dapat beradaptasi didalamnya. Terkadang rintangan-rintangan yang muncul membuat kita sulit menyesuaikan diri dengan sekitar. Rintangan yang muncul tidak selalu dari luar diri tetapi bisa muncul dari dalam diri kita. Apabila kita berhasil menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar, kita dapat merasa bahagia. Lain halnya apabila kita tidak berhasil. Yang muncul hanya ada rasa ketidak puasan akan kehidupan.
Secara gamblang, adjustment adalah suatu reaksi terhadap
tuntutan dan tekanan lingkungan sosial yang dikenakan kepada individu. Tuntutan
yang mana individu harus bereaksi terhadapnya dapat terjadi secara internal
maupun eksternal. Para ahli psikologi memandang adjustment dari dua perspektif.
Yang pertama memandang adjustment sebagai pencapaian, dan yang lain memandang
adjustment sebagai sebuah proses. Sudut pandang pertama menekankan pada
kualitas atau efisiensi adjustment dan penekanan kedua pada proses ketika
individu berurusan dengan lingkungan eksternalnya.
Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, tidak semua orang berhasil melalui rintangan-rintangan kehidupan yang ada. Adapun sebutan bagi mereka yang berhasil melampaui rintangannya disebut dengan Adjusted Person, sedangkan mereka yang tidak berhasil disebut dengan Mal-adjusted Person.
Jika masuk lagi ke dalam pembahasan personal adjustment, menurut beberapa tokoh memiliki pengertian sebagai berikut:
- Kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologi yang tepat. - Schneiders (dalam Patosuwido, 1993)
- Interaksi terus-menerus antara individu dengan lingkungannya yang melibatkan sistem behavioral, kognisi, dan emosional. Dalam interaksi tersebut baik individu maupun lingkungan menjadi agen perubahan - Sawrey dan Telford. (dalam Colhoun & Acocella, 1990)
- Sebuah proses psikologis yang dijalani seseorang yang mengakibatkan orang tersebut berusaha untuk mengatasi demand dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari. - Weiten dan Lloyd (2006)
- Kemampuan seseorang untuk mereaksi kenyataan-kenyataan, situasi-situasi, hubungan-hubungan sosial dalam lingkungannya guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. – Wijaya (2015)
Dari bentuk mekanisme adjustment, ada pembagian tiga kelompok, yaitu:
1. Penyesuaian normal (well-adjustment)
Mereka yang masuk kedalam golongan ini adalah mereka yang berhasil melalui proses penyesuaian diri. Jika teman-teman ingin tahu apakah teman-teman masuk ke dalam kategori ini, teman-teman dapat cek dengan tanda-tanda dibawah ini:
- Tidak menunjukkan ketegangan emosi. Kondisi teman-teman akan relax menghadapi kehidupan.
- Tidak melakukan defense mechanism. Kalau orang Jawa bilang, "lempeng-lempeng" orangnya.
- Tidak menunjukkan adanya frustrasi pribadi. Bebas stress merupakan salah satu tanda apakah teman-teman adalah orang-orang yang melakukan penyesuaian diri dengan normal.
- Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri. Dalam melihat suatu kejadian, orang-orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik mampu dengan rasional melakukan suatu pertimbangan. Pertimbangan yang logis dan terarah adalah kunci.
- Mampu belajar. Saya percaya bahwa setiap orang yang pada dasarnya mampu belajar, tinggal apakah ada yang membatasi proses belajar tersebut atau tidak.
- Menghargai pengalaman. Apapun yang terjadi di masa lalu baik yang terjadi atas diri sendiri maupun dari orang lain merupakan proses belajar.
- Bersikap realistis dan obyektif. Terkadang emosi kita menghalangi cara pandang kita. Namun orang-orang yang memiliki penyesuaian yang baik dapat mengatasi hal-hal tersebut.
2. Penyesuaian yang salah (maladjustment)
Singkatnya, penyesuaian diri dalam kategori ini adalah bagi mereka yang gagal untuk masuk kedalam penyesuaian secara normal. Tanda-tanda apabila teman-teman masih masuk kedalam kategori ini ialah dengan bentuk perilaku yang salah, tidak terarah, serta sikap tidak realistis dan agresif.
Silahkan teman-teman melihat apakah teman-teman masih menggunakan reaksi-reaksi maladjustment seperti yang tertera dibawah ini:
a. Reaksi bertahan
Individu yang melakukan reaksi bertahan cenderung menganggap tidak ada masalah disekitarnya, ia cenderung membohongi diri sendiri, dan tidak menunjukkan kegagalannya pada orang lain.
Adapun bentuk reaksi ini antara lain:
- Kompensasi
- Sublimasi
- Rasionalisasi
- Represi
- Egosentris
- Sour grapes
- Proyeksi
- Introyeksi
- Identifikasi
b. Reaksi menyerang
Pada kondisi ini individu melakukan penyerangan untuk menutupi kegagalannya.Ia tidak mau mengakui kegagalannya bahkan tidak sadar bahwa ia gagal. Reaksi-reaksi daripada kondisi ini seperti;
- Membenarkan diri sendiri
- Ingin berkuasa disetiap kondisi
- Mau memiliki segalanya
- Menunjukkan sikap bermusuhan secara terbuka
- Bersikap balas dendam
- Suka menindas
- Suka menyerang dan merusak
c. Reaksi melarikan diri
Reaksi daripada individu ini ialah ia melarikan diri dari situasi yang menimbulkan masalah.
Jika kita telaah dari luar, orang-orang dengan bentuk reaksi seperti ini adalah orang-orang yang suka mimpi di siang bolong, berkhayal, minum-muniman keras, lalai dalam pekerjaannya dengan banyak tidur, dll.
Yang termasuk kedalam model penyesuaian tidak normal, diantaranya:
a. Anxiety (Kecemasan)
Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustrasi) dan pertentangan batin (konflik). Kecemasan itu mempunyai segi yang disadari seprti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa/bersalah, terancam dan lainnya. Juga ada segi-segi yang terjadi di luar kesadaran dan tidak bisa menghindari perasaan yang tidak menyenangkan tersebut.
Kecemasan ada beberapa macam yaitu; (1) Cemas yang timbul karena akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam; (2) Cemas yang berupa penyakit, seperti yang tidak jelas sebabnya dan itu mempengaruhi keseluruhan pribadi, dan juga cemas dalam bentuk takut pada benda atau hal-hal tertentu; (3) Cemas karena perasaan bersalah/dosa karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
b. Frustrasi (Tekanan perasan)
Frustrasi merupakan suatu rintangan atau penggagalan tingkah laku untuk mencapai sasaran. Atau suatu keadaan ketegangan yang tidak menyenangkan, dipenuhi kecemasan, yang semakin meninggi disebabkan oleh perintangan atau penghambatan. Dengan kata lain frustrasi adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya.
Abe Arkoff memberikan defenisi frustrasi sebagai:
1. Frustration is a process which our behavior ic blocked. Bahwa frustrasi itu suatu proses dimana tingkah laku kita terhalang. Oleh karena kebutuhan, manusia bertindak atau bertingkahlaku untuk mencapai tujuan yaitu melayani kebutuhan yang sesuai dengan dorongan.
2. Frustration is a the state of feeling which accompanied the thwarting. Frustrasi itu suatu keadaan perasaan yang disertai proses rintangan.
c. Konflik (Pertentangan batin)
Konflik jiwa atau pertentangan batin, adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau yang bertentangan satu sama lain, dan tidak mudah dipenuhi dalam waktu yang sama.
Beberapa macam konflik; (1) Pertentangan antara dua hal yang sama-sama diingini, tetepi tidak mudah diambil keduanya (approach-approach conflict); (2) Pertentangan antara dua hal yang pertama diingini dan sedangkan yang kedua tidak diingini. Dari satu segi ingin mencapainya dan dari segi lain ingin menghindarinya (approach-avoidance conflict); (3) Pertentangan antara dua hal yang tidak diingini (avoidance-avoidance conflict).
3. Pathological adjustment
Daftar Pustaka:
Schneider, A.A. 2008. Personal Adjustment and Mental Health.
New York: Holtt
Gunarsa, S.D. dan Gunarsa, Y.S. 2006. Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Weiten, W. dan Lloyd, M.A. 2006. Psychology Applied Modern
Life: Adjustment In The 21 st Century. California: Thomson Higher Education.
Patosuwido, S.R. 1993. Penyesuaian Diri Mahasiswa dalam Kaitannya dengan Konsep Diri Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi. Jurnal Psikologi.
Acocella, J.R. dan Calhoun, J.F. 1990. Psychology of
adjustment human Relationship. New York: Mc Graw-Hill.
Wijaya, B.O. 2015. Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dengan
Kemandirian Pada Mahasiswa Yang Merantau Fakultas Teknik industri Universitas
Bina Darma Angkatan 2014/2015 Palembang. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Bina Darma Palembang 2015.
H, Sunarto. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Penulis:
Daniel Christanto
1511900070
aku sudah jd adjust person nih gan, request blog tentang toxic person ya.. pingin jd orang jahat saya capek jd org baik wkwk
ReplyDelete